Abstract

Pendidikan tinggi terapan yang telah dibangun bangsa Indonesia sejak tahun 70-an telah berevolusi secara berkelanjutan untuk memenuhi dinamika pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat dengan berbagai teknologi tepat dan teknologi maju pada bidangnya masing-masing. Politeknik Manufaktur Negeri Bandung sebagai politeknik percontohan di Indonesia juga diharapkan berkembang terus agar selalu dapat memberikan inspirasi bagi politeknik-politeknik yang merujuknya. Terobosan pendekatan pendidikan berbasis produksi (PBE) untuk program diploma tiga, telah dikenalkan sejak awal tahun 80-an sebelum konsep pendidikan yang berfokus pada peserta didik (SCL) dikenalkan dan terbukti masih memiliki keunggulan dalam hal keterbuktian yang terukur karena PBE tidak hanya sukses membawa mahasiswa pada lingkungan belajar dengan sasaran terukur, tetapi juga kedalam lingkungan sasaran profesi yang tidak dimiliki SCL. Satu tingkat diatas pencapaian saat ini adalah dengan memasukkan Lean and Green Kaizen Model pada pendidikan berbasis produksi. Karena disamping memenuhi pembelajaran keprofesian pada bidang produksi, juga mahasiswa dibawa pada ranah keunggulan pada daya saing global. Dengan sasaran kompetensi produksi terukur dengan tingkat dayasaing global yang terbina dalam workshop atau bengkel, maka mahasiswa akan berada pada level kompetensi tertinggi yang dapat dicapai melalui pendidikan tinggi terapan pada KKNI Level 5.

Full Text